Sriwijayapost.com, 21 Juli 2025 – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengumumkan keluar dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan pada Minggu (20/7). Menyusul langkah Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Keputusan ini diambil setelah Musyawarah Nasional (Munas) XVIII BEM SI di Universitas Dharma Andalas. Padang, 13–19 Juli 2025, yang dinilai dirusak oleh intervensi politik dan ambisi kekuasaan.
Baca Juga
Link Ms Brew Viral Video (Msbrewwc) Terbaru: Fenomena Media Sosial!
Ketua BEM Undip, Aufa Atha Ariq, mengecam kehadiran pejabat seperti Ketua Umum Partai Perindo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Kapolda Sumbar, dan perwakilan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam Munas.
“Forum yang seharusnya membahas isu rakyat justru jadi panggung politik dan berebut jabatan,” ujar Ariq. Ia menyoroti karangan bunga dari BIN Sumbar sebagai tanda kooptasi kekuasaan, ditambah kericuhan yang melukai dua mahasiswa.
Baca Juga
Pentingnya Rekaman CCTV dalam Kasus Penemuan Mayat
BEM Undip merilis enam poin pernyataan, menegaskan penolakan terhadap ambisi jabatan dan komitmen pada persatuan gerakan mahasiswa. “Kami memilih mundur demi menjaga idealisme,” tegas Ariq. Sementara itu, BEM KM UGM, yang keluar sehari sebelumnya, menyebut Munas mencederai independensi dengan slogan “BEM KM UGM NOT FOR SALE.”
Koordinator Pusat BEM SI Muzammil Ihsan menghormati keputusan kedua BEM, berharap mediasi dapat menyelesaikan konflik. Namun, di platform X, netizen memuji sikap Undip dan UGM sebagai bentuk perlawanan terhadap politisasi gerakan mahasiswa, dengan hashtag #BEMUndipMundur trending.
Baca Juga : Putusan Hakim: Tom Lembong Tidak Nikmati Hasil Korupsi Impor Gula
