Sriwijayapost.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan belasungkawa dan permohonan maaf atas insiden tragis yang terjadi di Pamulang, Tangerang Selatan. Seorang warga lansia dikabarkan meninggal dunia setelah kelelahan saat mengantre elpiji 3 kilogram (kg). Kejadian ini memicu reaksi luas di masyarakat dan mendorong pemerintah untuk segera mengevaluasi kebijakan distribusi gas subsidi tersebut.
Dalam konferensi pers, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki niat untuk mempersulit akses masyarakat terhadap elpiji 3 kg. Sebaliknya, kebijakan distribusi baru diterapkan untuk memastikan subsidi tepat sasaran.
“Kami turut berduka cita atas kejadian ini. Jika memang ada kekurangan dalam pelaksanaan kebijakan distribusi elpiji, kami akan segera melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta.
Kronologi Insiden di Tangerang Selatan
Menurut laporan warga, korban yang merupakan seorang nenek mengantre dalam kondisi fisik yang sudah lemah. Saat menunggu giliran di pangkalan elpiji, ia mengalami kelelahan yang akhirnya menyebabkan kondisinya memburuk dan meninggal dunia di lokasi. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa kebijakan distribusi elpiji 3 kg yang baru memiliki dampak besar terhadap masyarakat kecil.
Penyebab Krisis Elpiji 3 Kg dan Polemik Distribusi
Beberapa faktor utama yang menyebabkan antrean panjang dan krisis elpiji 3 kg di berbagai daerah antara lain:
- Kebijakan Distribusi Baru
Pemerintah mengatur pembelian elpiji 3 kg hanya di pangkalan resmi Pertamina guna memastikan subsidi diberikan kepada yang berhak. Namun, keterbatasan jumlah pangkalan menyebabkan penumpukan antrean di beberapa wilayah. - Lonjakan Permintaan
Musim penghujan meningkatkan kebutuhan elpiji untuk memasak dan keperluan rumah tangga lainnya, sehingga stok di beberapa daerah cepat habis. - Penimbunan dan Spekulasi Harga
Beberapa oknum pengecer diketahui menimbun stok elpiji untuk dijual dengan harga lebih tinggi, menyebabkan kelangkaan semakin parah.

Evaluasi Kebijakan, Pemerintah Siapkan Solusi
Setelah mendapat banyak kritik atas dampak dari kebijakan distribusi yang baru, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa evaluasi akan segera dilakukan. Pemerintah akan mengkaji kembali sistem distribusi agar tidak menimbulkan masalah di lapangan.
Bahlil juga menyatakan bahwa distribusi elpiji 3 kg akan lebih diawasi agar tidak terjadi penimbunan oleh oknum pengecer.
“Kami tidak ingin ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan elpiji. Oleh karena itu, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh agar kebijakan ini lebih efektif,” kata Bahlil.
Selain itu, pemerintah akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk meningkatkan pengawasan serta memastikan harga elpiji tetap stabil. Informasi lebih lanjut mengenai kebijakan energi nasional.
Reaksi Masyarakat dan Harapan ke Depan
Insiden ini mendapat respons luas dari masyarakat. Banyak pihak yang meminta agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi lapangan sebelum menerapkan kebijakan baru. Para pengecer juga berharap ada solusi yang lebih fleksibel sehingga mereka dapat membantu mendistribusikan elpiji tanpa harus melalui aturan yang terlalu ketat.
“Kami paham pemerintah ingin distribusi lebih tertib, tapi kami juga butuh solusi yang lebih baik. Jangan sampai masyarakat jadi korban,” ujar salah satu pengecer di Jakarta.
Dengan evaluasi kebijakan distribusi dan pengawasan yang lebih ketat, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang. Apakah langkah ini cukup efektif? Berikan pendapat Anda!