EkonomiSriwijayapost

Program MBG: Warga Pilih Daging daripada Susu, Waspadai Pendanaan dari Utang

12
×

Program MBG: Warga Pilih Daging daripada Susu, Waspadai Pendanaan dari Utang

Share this article
Program MBG: Warga Pilih Daging daripada Susu, Waspadai Pendanaan dari Utang
Program MBG: Warga Pilih Daging daripada Susu, Waspadai Pendanaan dari Utang

Sriwijayapost.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik di sekolah. Namun, hasil survei dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menunjukkan beberapa temuan menarik terkait preferensi makanan masyarakat dan kekhawatiran terkait pendanaan program ini.

Preferensi Makanan: Warga Lebih Memilih Daging daripada Susu

Survei yang dilakukan oleh CELIOS mengungkapkan bahwa sekitar 43% responden lebih memilih agar program MBG menyediakan daging dan makanan olahan sehat daripada susu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih mengutamakan konsumsi makanan yang bergizi dan lebih variatif untuk mendukung pertumbuhan anak-anak. Preferensi ini menggambarkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak-anak.

Pendanaan Program MBG: Jangan Dibiayai Utang

Salah satu temuan penting dari survei ini adalah bahwa 83% responden menilai bahwa pembiayaan program MBG harusnya berasal dari anggaran pemerintah yang telah dialokasikan, dan bukan dari utang luar negeri. Responden khawatir bahwa menggunakan utang untuk membiayai program ini dapat berdampak negatif bagi stabilitas ekonomi negara di masa depan. Keberlanjutan finansial tanpa mengandalkan utang menjadi perhatian utama masyarakat.

Pendekatan Bertahap: Kunci Keberhasilan MBG

Sebagian besar masyarakat, sekitar 69%, mendukung implementasi program MBG secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah bisa mengukur efektivitas program sebelum diperluas. Pendekatan bertahap dianggap penting untuk memastikan bahwa distribusi pangan yang bergizi bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Selain itu, kolaborasi antara berbagai pihak juga dinilai sangat penting untuk menyukseskan program ini.

Alternatif Bantuan Sosial: Lebih Fleksibel dan Efektif

Selain program MBG, survei juga menunjukkan bahwa masyarakat mempertimbangkan alternatif bantuan sosial. Sebanyak 20% responden lebih memilih bantuan dalam bentuk subsidi uang tunai, yang memungkinkan keluarga untuk membeli kebutuhan pangan sesuai pilihan mereka. Sementara itu, sekitar 13,8% mendukung peningkatan kualitas pendidikan sebagai alternatif yang lebih berdampak jangka panjang bagi kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan: Keberlanjutan dan Efektivitas Program MBG

Memiliki potensi besar untuk meningkatkan gizi anak-anak, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Keberhasilan program ini bergantung pada pendanaan yang berkelanjutan tanpa mengandalkan utang, serta pendekatan yang lebih fleksibel yang memperhatikan kebutuhan lokal. Dengan pertimbangan tersebut, program ini bisa mencapai tujuannya untuk meningkatkan gizi tanpa membebani ekonomi negara.