Sriwijayapost.com, Palembang, 8 Juli 2025 – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mengungkap fakta mencengangkan: pengeluaran per kapita masyarakat Sumsel untuk rokok melebihi pengeluaran untuk beras.
Data ini diumumkan dalam kampanye edukasi menjelang Sensus Ekonomi 2026, menyoroti pola konsumsi yang mengkhawatirkan. Rata-rata, warga Sumsel menghabiskan 19,97 batang rokok per minggu, dengan rincian 14,10 batang rokok kretek filter, 5,30 batang kretek tanpa filter, dan 0,57 batang rokok putih.

Baca Juga
Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025
Kepala BPS Sumsel, M Wahyu Yulianto, menyatakan bahwa 20% pengeluaran rumah tangga miskin di Sumsel dialokasikan untuk rokok, jauh lebih tinggi dibandingkan kebutuhan pokok seperti beras atau protein.
“Jika dana ini dialihkan untuk makanan bergizi, angka kemiskinan bisa turun signifikan,” ujarnya. Pada September 2024, penduduk miskin Sumsel mencapai 10,51% atau 948.840 jiwa. Dengan garis kemiskinan per rumah tangga rata-rata Rp2.844.888 per bulan.
Baca Juga
Eks Gubernur Sumsel Alex Noerdin Jadi Tersangka Korupsi untuk Ketiga Kalinya
Temuan ini memicu keprihatinan karena dampak rokok tidak hanya menguras ekonomi, tetapi juga meningkatkan beban kesehatan. Merokok berkontribusi pada penyakit seperti kanker paru, jantung, dan gangguan pernapasan, yang memperberat biaya pengobatan. BPS mengajak pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan generasi muda mengkampanyekan gaya hidup sehat dengan slogan “Yuk pikir ulang!” untuk mengurangi konsumsi rokok.
Pemerintah Sumsel berencana memperkuat sosialisasi bahaya rokok dan mendorong alokasi dana cukai tembakau untuk program kesehatan dan kesejahteraan. Warga diimbau memprioritaskan kebutuhan pokok demi masa depan yang lebih sehat dan produktif. “Ini bukan hanya soal kebiasaan, tapi masa depan keluarga dan daerah,” tutup Wahyu.
Baca juga : Anjungan Sumsel Jadi Panggung Budaya Festival Seni Tradisi 2025