Sriwijayapost.com, Palembang, 13 Mei 2025 – Sebanyak 62 sopir dan 19 karyawan feeder LRT Palembang terpaksa menunggu gaji mereka yang belum dibayarkan sejak Maret 2025. PT Transportasi Global Mandiri (TGM), operator feeder LRT Musi Emas. Mengakui adanya tunggakan sebesar Rp1 miliar, seperti dilaporkan pada Senin, 12 Mei 2025.
Kepala Bagian Operasional PT TGM, Fajar Wahyudi, menjelaskan bahwa tunggakan ini terjadi karena Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang belum mencairkan dana operasional.

Baca Juga
Viral! Calon Pengantin Dibacok, Akad Nikah Digelar di RS!
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkot, tapi hingga kini belum ada kejelasan. Total tunggakan Rp1 miliar untuk gaji 62 sopir di koridor 1 Talang Kelapa-Talang Buruk dan koridor 2 Asrama Haji-Sematang Borang,” ujar Fajar. Ia menambahkan, operasional tetap berjalan meski terhambat, dan pihaknya terpaksa menggunakan dana talangan internal.
Kepala Dinas Perhubungan Palembang, Aprizal Hasyim, menyatakan bahwa pencairan dana tertunda karena proses audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sumsel masih berlangsung.
Baca juga
Saksi Sidang Hasto Semprot Jaksa: Anda Bukan Tuhan!
“Kami sedang menunggu hasil audit. Setelah selesai, gaji akan segera dibayarkan,” katanya. Namun, pernyataan ini memicu kritik karena kasus serupa pernah terjadi pada 2023, ketika sopir feeder mogok akibat tunggakan Rp1,8 miliar, menunjukkan masalah berulang dalam pengelolaan anggaran.
Para sopir mengeluh kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kami sudah dua bulan tidak digaji, terpaksa pinjam uang untuk hidup,” ujar salah satu sopir, Budi (40). Warga Palembang juga kecewa karena layanan feeder kerap terganggu, padahal menjadi transportasi andalan masyarakat.
Direktur PT TGM, Suhanto, mendesak Pemkot segera menyelesaikan tunggakan agar operasional tidak terhenti lagi. Kasus ini menyoroti perlunya reformasi manajemen anggaran Pemkot untuk memastikan pelayanan publik, terutama transportasi, berjalan lancar tanpa mengorbankan hak pekerja.