Nasional

Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025

1
×

Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025

Share this article
Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025
Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025

Sriwijayapost.com, Palembang, 4 Juli 2025 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan peningkatan signifikan jumlah titik panas (hotspot) sepanjang Juni 2025, mencapai 169 titik, naik 61 titik dibandingkan Mei 2025.

Kenaikan ini seiring masuknya musim kemarau, dengan puncaknya diprediksi terjadi pada Juli-Agustus 2025. BPBD menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah rawan untuk mengantisipasi potensi bencana.

Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025
Hotspot Meningkat, Sumsel Siaga Hadapi Puncak Kemarau Juli-Agustus 2025
Baca Juga

Bobby soal Pistol di Rumah Eks Kadis PUPR: Pernah Ketua Perbakin Medan

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, mengungkapkan bahwa hotspot terdeteksi di Kabupaten Musi Rawas (42 titik), Musi Banyuasin (30 titik), Muara Enim (24 titik), Musi Rawas Utara (17 titik), Lahat (15 titik), dan Penukal Abab Lematang Ilir (13 titik).

Kota Palembang, Lubuklinggau, dan Pagaralam hanya mencatat satu titik. “Puncak kemarau Juli-Agustus berpotensi meningkatkan hotspot, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan,” ujar Sudirman, Jumat (4/7/2025).

Baca Juga

3 Faktor Pemicu Kenaikan Bitcoin ke US$116.000 Bulan Ini!

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau 2025 bersifat normal di 60% wilayah Sumsel, dengan kondisi lebih kering di beberapa daerah seperti Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir.

Fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang netral tidak mengurangi risiko karhutla, terutama di lahan gambut. BMKG mengimbau masyarakat menghindari pembakaran lahan saat membuka kebun.

BPBD telah menyiapkan langkah mitigasi, termasuk patroli rutin, teknologi modifikasi cuaca (hujan buatan), dan water bombing untuk pemadaman dini. Dua kabupaten, PALI dan OKI, telah menetapkan status siaga darurat karhutla sejak Mei 2025. “Kami berkoordinasi dengan KLHK, TNI, Polri, dan pemda untuk memperkuat antisipasi,” tambah Sudirman.

Baca Juga : Mendagri Tito Rapatkan Putusan MK soal Pemisahan Pemilu, Ini Penjelasannya!