PolitikSriwijayapost

Tegas! DPR Dukung Penetapan Oknum TNI AL sebagai Tersangka Penembakan: Hukum Harus Berlaku Adil

16
×

Tegas! DPR Dukung Penetapan Oknum TNI AL sebagai Tersangka Penembakan: Hukum Harus Berlaku Adil

Share this article
Tegas! DPR Dukung Penetapan Oknum TNI AL sebagai Tersangka Penembakan: Hukum Harus Berlaku Adil
Tegas! DPR Dukung Penetapan Oknum TNI AL sebagai Tersangka Penembakan: Hukum Harus Berlaku Adil

Tegas! DPR Dukung Penetapan Oknum TNI AL sebagai Tersangka Penembakan: Hukum Harus Berlaku Adil

Sriwijayapost.com – Kasus penembakan yang melibatkan seorang oknum anggota TNI AL memasuki babak baru setelah aparat penegak hukum menetapkan pelaku sebagai tersangka resmi. Keputusan ini mendapat dukungan penuh dari anggota DPR, yang menilai langkah tersebut sebagai upaya penting dalam menegakkan hukum yang transparan dan adil, tanpa pandang bulu.


Kronologi Kasus Penembakan oleh Oknum TNI AL

Insiden ini terjadi pada akhir Desember 2024, di salah satu kawasan publik di Jakarta. Oknum anggota TNI AL dilaporkan terlibat dalam aksi penembakan yang mengakibatkan korban jiwa dan beberapa orang mengalami luka serius.

Penanganan awal oleh pihak Polisi Militer (POM AL) mengungkap adanya indikasi kuat pelanggaran prosedur dalam penggunaan senjata api. Setelah penyelidikan intensif, pelaku akhirnya ditetapkan sebagai tersangka resmi.

“Keadilan harus ditegakkan. Tidak ada yang kebal hukum, termasuk aparat negara,” ujar salah satu anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan.


DPR Dukung Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu

Dalam pernyataan resminya, anggota DPR RI menyatakan bahwa langkah penetapan tersangka oleh aparat penegak hukum adalah bentuk komitmen terhadap penegakan hukum yang adil dan transparan.

“Hukum harus berjalan sebagaimana mestinya. Penetapan tersangka ini adalah langkah awal untuk memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya,” ungkap salah satu anggota Komisi I DPR dalam konferensi pers di Gedung DPR RI.

DPR juga mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dalam proses hukum agar berjalan sesuai dengan standar peradilan yang berlaku.


Tanggapan dari TNI AL

Pihak TNI AL merespons penetapan tersangka dengan pernyataan resmi. Mereka menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut bersifat individual dan tidak mencerminkan institusi secara keseluruhan.

“Kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan memastikan bahwa oknum yang bersalah akan mendapatkan sanksi sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dalam pernyataannya.

Selain itu, TNI AL berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan internal guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.


Reaksi Publik dan Aktivis HAM

Kasus ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan organisasi hak asasi manusia (HAM). Aktivis menilai penetapan tersangka adalah langkah positif, tetapi menekankan pentingnya transparansi di setiap tahap proses hukum.

Beberapa poin penting yang disoroti publik adalah:

  • Keadilan untuk Korban: Proses hukum harus memprioritaskan hak-hak korban dan keluarganya.
  • Akuntabilitas Institusi: TNI AL harus bertindak transparan dalam menangani kasus ini.
  • Pencegahan di Masa Depan: Reformasi dalam standar operasional penggunaan senjata di lingkungan militer.

Rekomendasi DPR untuk Penyelesaian Kasus

Anggota DPR memberikan beberapa rekomendasi terkait penanganan kasus ini:

  1. Proses Hukum yang Transparan: Semua tahapan harus diawasi oleh lembaga independen.
  2. Evaluasi Sistem Pengawasan di TNI AL: Reformasi dalam sistem pengawasan internal di lingkungan militer.
  3. Pendampingan Hukum untuk Korban: Pemerintah harus memastikan keluarga korban mendapatkan pendampingan hukum dan psikologis.

“Kasus ini harus menjadi pelajaran penting untuk semua pihak. Tidak boleh ada ruang untuk penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan militer,” tegas seorang anggota DPR.


Langkah Pencegahan di Masa Depan

Untuk mencegah kejadian serupa, DPR mendorong beberapa langkah konkret:

  • Peningkatan Pelatihan Penggunaan Senjata Api: Fokus pada disiplin dan tanggung jawab penggunaan senjata.
  • Penguatan Sistem Pengawasan: Meningkatkan pengawasan di lingkungan militer.
  • Penegakan Aturan yang Konsisten: Memastikan standar operasional prosedur (SOP) diikuti dengan ketat.

Harapan DPR dan Masyarakat

Penetapan tersangka ini diharapkan menjadi titik awal dalam menegakkan prinsip “Equality Before the Law” di Indonesia. DPR berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan transparan, adil, dan tuntas.

“Tidak ada yang kebal hukum. Proses hukum yang adil dan transparan akan menjaga kepercayaan publik terhadap institusi pertahanan kita,” tutup seorang anggota DPR.


Baca Juga: