NasionalSriwijayapost

Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG

35
×

Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG

Share this article
Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG
Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG

Sriwijayapost.com – Kepala Badan Gizi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Ahmad Suryana, memberikan pernyataan terkait kebijakan makan bagi murid yang tidak berpuasa selama bulan Ramadan. Dr. Ahmad mengungkapkan bahwa murid yang tidak berpuasa dapat menikmati Makanan Bergizi (MBG) sembunyi-sembunyi di sekolah untuk menjaga kesehatan mereka.

“Kami menyadari bahwa tidak semua murid dapat berpuasa karena berbagai alasan, baik kesehatan maupun pribadi. Kami mengizinkan mereka untuk mengonsumsi MBG di tempat yang aman dan tidak mengganggu suasana ibadah puasa bagi murid lain,” ujarnya.

Baca Juga

Pemerintah Perpanjang Subsidi Motor Listrik hingga 2026

Asupan gizi yang seimbang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dr. Ahmad menekankan bahwa selama bulan Ramadan, banyak anak-anak yang berpuasa berisiko mengalami kekurangan gizi jika tidak mendapatkan makanan yang cukup setelah berbuka.

Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG
Kepala Badan Gizi: Murid Tak Puasa Bisa Santap MBG
Baca Juga

Sorot Efisiensi Anggaran, Ferry Irwandi: Tak Ada Negara yang Fasilitasi Pejabatnya Semewah Indonesia

“Dengan memberikan akses ke MBG, kami berharap dapat mencegah masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat kurangnya gizi,” tambahnya.

Murid yang tidak berpuasa diharapkan untuk melaporkan diri kepada guru atau petugas kesehatan sekolah agar dapat mendapatkan makanan tanpa merasa tertekan. “Kami ingin menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana setiap murid merasa nyaman dan tidak terdiskriminasi,” katanya.

Pernyataan ini menuai beragam respons dari masyarakat. Beberapa orang mendukung kebijakan tersebut, menyebutnya sebagai langkah positif untuk mengatasi masalah gizi di kalangan anak-anak. Namun, ada juga yang mengkhawatirkan kemungkinan dampak sosial dari kebijakan ini, seperti perasaan terasing bagi murid yang tidak berpuasa.