Sriwijayapost.com – Gelombang demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” terus meluas di berbagai kota besar di Indonesia. Gerakan ini dipelopori oleh aliansi mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), yang mengkritik keras kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Demonstrasi ini bermula sebagai bentuk protes terhadap pemotongan anggaran negara sebesar $19 miliar yang berdampak pada sektor pendidikan dan kesejahteraan guru. Para mahasiswa menilai kebijakan ini dapat mengancam masa depan sistem pendidikan dan memperburuk kondisi sosial-ekonomi masyarakat.
“Kami tidak akan diam melihat hak-hak pendidikan dan kesejahteraan rakyat dikorbankan,” ujar Herianto, koordinator pusat BEM SI. “Pemotongan anggaran ini hanya akan memperlebar kesenjangan dan memperburuk kondisi mahasiswa serta tenaga pengajar.”

Demonstrasi yang awalnya terkonsentrasi di Jakarta kini telah menyebar ke berbagai daerah seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan. Para peserta aksi kompak mengenakan pakaian hitam dan menyalakan lilin sebagai simbol “Indonesia Gelap” untuk menyoroti ketidakpastian masa depan negara di bawah kebijakan saat ini.
Sementara itu, pemerintah menyatakan bahwa pemotongan anggaran dilakukan untuk menyesuaikan belanja negara demi efisiensi ekonomi. Juru bicara pemerintah menegaskan bahwa sektor pendidikan dan kesejahteraan guru tidak akan terkena dampak signifikan dari kebijakan ini.
Namun, di media sosial, tagar #KaburAjaDulu menjadi tren. Mencerminkan meningkatnya keputusasaan generasi muda yang mempertimbangkan untuk mencari peluang di luar negeri. Hal ini semakin memperlihatkan kekhawatiran publik akan masa depan Indonesia.
Aksi protes masih berlanjut dan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. Para mahasiswa menegaskan bahwa mereka akan terus turun ke jalan hingga ada kejelasan dan perubahan kebijakan dari pemerintah.