NasionalSriwijayapost

TNI AL dan Nelayan Bersatu Bongkar Pagar Laut di Tangerang: Demi Hak dan Kelestarian Laut

28
×

TNI AL dan Nelayan Bersatu Bongkar Pagar Laut di Tangerang: Demi Hak dan Kelestarian Laut

Share this article
TNI AL dan Nelayan Bersatu Bongkar Pagar Laut di Tangerang: Demi Hak dan Kelestarian Laut
TNI AL dan Nelayan Bersatu Bongkar Pagar Laut di Tangerang: Demi Hak dan Kelestarian Laut

Sriwijayapost.com – Langkah besar diambil TNI Angkatan Laut (TNI AL) bersama nelayan lokal untuk membongkar pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang mengganggu perairan di Kabupaten Tangerang, Banten. Operasi yang dimulai Sabtu, 18 Januari 2025, ini menjadi simbol perjuangan melindungi hak nelayan dan ekosistem laut Indonesia. Dalam hari pertama, sepanjang 2 kilometer pagar berhasil dicabut secara manual.


Proses Pembongkaran yang Intensif

Dipimpin oleh TNI AL dan melibatkan lebih dari 600 personel, proses pembongkaran dilakukan di kawasan Tanjung Pasir. Karena kondisi perairan dangkal, pembongkaran dilakukan secara manual menggunakan tali dan kapal kecil milik nelayan.

“Kami akan bekerja bertahap hingga seluruh pagar ini selesai dibongkar. Kerja sama antara TNI AL dan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan ini,” ujar Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) III Jakarta.


Latar Belakang: Pagar Misterius yang Mengancam Nelayan

Keberadaan pagar laut yang dipasang tanpa izin ini telah menimbulkan keresahan di kalangan nelayan. Tidak hanya membatasi akses mereka ke laut, pagar ini juga menyebabkan hasil tangkapan ikan turun drastis hingga 50 persen. Banyak nelayan terpaksa mengambil jalur lebih jauh, yang berdampak pada meningkatnya biaya operasional.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebelumnya memberikan waktu bagi pihak terkait untuk membongkar pagar ini secara sukarela. Namun, karena tidak ada yang mengklaim kepemilikan pagar, pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas.


Dampak Negatif Pagar Laut

  1. Kerugian Ekonomi:
    Para nelayan mengalami penurunan pendapatan yang signifikan akibat berkurangnya area tangkapan.
  2. Kerusakan Ekosistem:
    Keberadaan pagar laut mengganggu pergerakan biota laut dan merusak habitat ikan.
  3. Ketidakadilan Sosial:
    Ribuan nelayan merasa hak mereka atas akses laut dirampas oleh keberadaan pagar ilegal tersebut.

Langkah Tegas Pemerintah dan TNI AL

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir tindakan yang melanggar aturan dan merugikan masyarakat. Pihaknya mendukung penuh pembongkaran ini demi menjaga keadilan dan kelestarian laut.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto turut memberikan instruksi langsung untuk memastikan proses ini berjalan lancar. Presiden juga menegaskan pentingnya menjaga wilayah perairan sebagai aset strategis nasional.


Harapan Baru untuk Nelayan

Pembongkaran pagar laut ini diharapkan membawa dampak positif bagi para nelayan dan lingkungan. Dengan dicabutnya pagar yang membatasi akses, aktivitas perikanan diprediksi akan kembali normal. Selain itu, ekosistem laut di kawasan ini berpotensi pulih setelah sebelumnya terganggu.

Seorang nelayan lokal, Pak Hasan, menyampaikan rasa syukurnya, “Kami akhirnya bisa melaut dengan tenang. Pagar ini selama bertahun-tahun membatasi hidup kami. Terima kasih kepada TNI AL dan pemerintah.”


Kesimpulan: Laut untuk Semua

Langkah tegas pemerintah melalui pembongkaran pagar laut ini menjadi bukti nyata keberpihakan pada nelayan dan kelestarian alam. Kerja sama antara TNI AL, KKP, dan masyarakat menunjukkan bahwa masalah sebesar apapun bisa diselesaikan dengan solidaritas.

Mari kita jaga laut sebagai milik bersama, demi keberlanjutan kehidupan nelayan dan generasi mendatang.