Sriwijayapost.com, 13 Juni 2025 – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pembangunan megaproyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di Pantai Utara (Pantura) Jawa akan segera dimulai.
Proyek strategis nasional ini, yang membentang sepanjang 500 kilometer dari Cilegon, Banten, hingga Gresik, Jawa Timur, diperkirakan menelan biaya hingga US$80 miliar atau sekitar Rp1.280 triliun (kurs Rp16.000 per dolar AS). Proyek ini bertujuan melindungi pesisir Jawa dari ancaman banjir rob, abrasi, dan penurunan muka tanah (land subsidence) akibat perubahan iklim.

Baca Juga
Sri Mulyani: Kejelasan Pendanaan Kunci Tarik Investor Infrastruktur
Dalam pidato kunci pada International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC). Prabowo menegaskan urgensi proyek ini yang telah direncanakan sejak 1995. “Perjalanan 1.000 kilometer dimulai dari satu langkah.
Kita akan segera mulai, tidak ada lagi penundaan,” ujarnya. Tahap awal akan fokus di Teluk Jakarta, dengan estimasi biaya US$8-10 miliar (Rp128-160 triliun) dan waktu pengerjaan 8-10 tahun.
Baca Juga
Jemaah Haji OKU Timur Sumsel Wafat di Makkah, Jenazah Dimakamkan di Saroya
Pembangunan akan dilakukan bertahap. Fase A mencakup tanggul pantai dan sungai sepanjang 120 km di Jakarta, dengan 22,8 km sudah selesai. Fase B dan C meliputi tanggul laut sisi barat dan timur Jakarta, masing-masing sepanjang 21 km dan 12 km, ditargetkan selesai sebelum 2030 dan 2040. Selain Jakarta, prioritas awal mencakup Semarang dan Demak, dengan Jalan Tol Semarang-Demak juga berfungsi sebagai tanggul laut.
Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan keberlanjutan proyek ini, didukung oleh Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa yang segera dibentuk. Pemerintah juga menggandeng investor swasta dan asing, termasuk hibah dari Belanda senilai Rp5,7 triliun. Namun, proyek ini menuai kontroversi terkait dampak lingkungan dan potensi kerugian nelayan hingga Rp94,7 miliar per tahun.
Baca Juga: 3 Hektare Lahan Terbakar di Kapuas, Pemadaman Tim Dishut Kalteng Terkendala Sumber Air