Ekonomi

Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen

1
×

Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen

Share this article
Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen
Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen

Sriwijayapost.com, 8 Desember 2025 – Jelang Natal dan Tahun Baru, warga di tiga provinsi Sumatera bagian utara justru dibuat pusing. Harga telur ayam ras meroket hingga 40 persen dalam dua pekan terakhir. Di pasar tradisional Medan, Padang, dan Banda Aceh, satu tray telur (30 butir) kini dijual Rp48.000–Rp52.000, dari sebelumnya Rp34.000–Rp36.000.

Pertama-tama, banjir dan longsor yang melanda akhir November memutus jalur distribusi antarprovinsi. Truk pengangkut telur dari peternakan di Sumut dan Sumbar terhambat berhari-hari. Dengan begitu, pasokan ke pasar menipis drastis, sementara permintaan tetap tinggi.

Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen
Harga Bahan Pokok di Aceh, Sumbar dan Sumut Meroket: Telur Ayam Naik 40 Persen
Baca Juga

Gubernur Deru Dorong Inklusivitas pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Sumsel

Selanjutnya, harga beras medium juga naik 10–15 persen. Di Padang, beras IR42 kini Rp147.000 per 10 kg, sedangkan di Medan tembus Rp150.000. Cabai merah besar bahkan dijual Rp80.000–Rp90.000 per kg, hampir dua kali lipat harga normal. Daging ayam potong ikut melambung ke Rp45.000–Rp50.000 per kg.

Kemudian, para pedagang mengaku terpaksa menaikkan harga karena biaya transportasi membengkak. “Jalan Lembah Anai masih putus total, kami harus muter lewat Solok, tambah jauh 150 km,” keluh seorang pedagang di Pasar Raya Padang.

Baca Juga

Bupati Muara Enim Targetkan PAD Rp1 Triliun dalam 5 Tahun

Selain itu, pemerintah daerah sudah turun tangan. Sumbar gelar pasar murah setiap hari di 19 kabupaten/kota, jual telur Rp40.000 per tray dan beras Rp56.500 per 5 kg. Di Aceh dan Sumut, operasi pasar digencarkan hingga akhir Desember.

Terakhir, warga berharap harga segera turun setelah akses jalan pulih. Sementara ini, banyak yang beralih ke telur bebek atau mengurangi lauk demi bisa merayakan Nataru dengan tenang.