Sriwijayapost.com, Palembang, 2 September 2025 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan mencatat sebanyak 394 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi sepanjang Agustus 2025.
Oleh karena itu, lonjakan ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan Juli 2025 yang hanya mencatat 24 kasus. Kabupaten Ogan Ilir menjadi wilayah terparah dengan 106 kejadian, diikuti Musi Banyuasin (77), Ogan Komering Ilir (50), Banyuasin (49), dan Muara Enim (37).

Baca Juga
Massa Kembali Demo Saat DPR Rapat dengan TNI, 5.369 Personel Gabungan Disiagakan
Selanjutnya, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, menjelaskan bahwa lima kabupaten tersebut masuk zona merah karena jumlah kejadian melebihi 30 kasus. Sementara itu, wilayah seperti Palembang, Empat Lawang, dan Lahat masuk zona kuning dengan 1-15 kejadian. Pagar Alam tetap zona hijau tanpa kasus karhutla.
Oleh karena itu, BPBD intensifkan patroli udara dan darat, terutama di Ogan Ilir, untuk deteksi dini. Selain itu, operasi modifikasi cuaca (OMC) telah dilakukan dua periode pada Juli dan Agustus 2025 untuk basahi lahan gambut.
Baca Juga
PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI Usai Kontroversi Viral
Lebih lanjut, BMKG Sumsel memprediksi September 2025 akan lebih kering karena curah hujan menurun sejak akhir Agustus. Akibatnya, risiko karhutla meningkat, terutama di lahan gambut yang mudah terbakar. Untuk itu, BPBD kerahkan tiga helikopter untuk water bombing, termasuk 95 kali penyiraman di Ogan Komering Ilir. Selain itu, sosialisasi door-to-door dilakukan agar masyarakat hindari pembakaran lahan.
Akhirnya, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi imbau masyarakat dan perusahaan perkebunan agar tidak membuka lahan dengan membakar. Dengan demikian, kerja sama lintas sektor jadi kunci kendalikan karhutla. BPBD Sumsel targetkan nol kabut asap di Oktober 2025 dengan perpanjangan OMC jika diperlukan.
Baca Juga : AUKEY Luncurkan Lini Wireless Charging MagFusion Qi2.2 Series, Dukung Pengisian 25W Lebih Cepat