HiburanSriwijayapost

Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern

3
×

Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern

Share this article
Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern
Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern

Sriwijayapost.com, Palembang, 03 Mei 2025 – Peribahasa merupakan bagian penting dari budaya lisan masyarakat Indonesia, termasuk di Sumatra Selatan. Di Palembang, peribahasa tak hanya menjadi bentuk ekspresi bahasa, tetapi juga cermin nilai-nilai sosial, norma, dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern
Peribahasa Palembang, Warisan Kearifan Lokal yang Masih Relevan di Era Modern
Baca Juga

Maling Motor Menyamar Jadi Pengamen, Warga Tangkap di Tempat!

Beberapa peribahasa khas Palembang yang masih sering terdengar antara lain:

  • “Dak pacak menari, lantai dituding.”
    Artinya: Jika tidak mampu, jangan menyalahkan keadaan atau orang lain.
  • “Galak nian badan galak, mate nyelo dulu.”
    Artinya: Keinginan yang besar harus disesuaikan dengan kemampuan agar tidak celaka di kemudian hari.
  • “Bak kambing dibubungi tudung.”
    Artinya: Orang yang tidak cocok dengan keadaan tertentu—bisa menjadi simbol ketidaknyamanan atau kepura-puraan.
Baca Juga

Viral! Aksi Duel Siswi SMP di Palembang Hebohkan Netizen

Para budayawan menyebut bahwa peribahasa seperti ini masih bisa menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, dan introspeksi diri kepada generasi muda.

Menurut Dedi Susanto, seorang penggiat budaya Palembang, peribahasa juga menjadi alat pendidikan karakter. “Anak-anak zaman sekarang perlu dikenalkan kembali pada peribahasa, supaya mereka punya pegangan nilai yang kuat, apalagi saat ini tantangan moral makin kompleks,” ujarnya.

Pemkot Palembang bahkan tengah menggagas program “Satu Peribahasa Sehari” di sekolah dasar untuk memperkenalkan kembali warisan budaya ini kepada pelajar.