Sriwijayapost.com, 20 Mei 2025 – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi damai bertajuk “Aksi 205” di Jakarta dan 13 kota besar lainnya, termasuk Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Aksi ini dipusatkan di Istana Merdeka, Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR RI. Melibatkan sekitar 25.000 hingga 500.000 pengemudi ojol dan taksi online. Selain demonstrasi, mereka mematikan aplikasi (off-bid) selama 24 jam, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Menyebabkan gangguan layanan dan kemacetan di Jakarta.

Baca Juga
Awas! Ojol Libur 20 Mei, Cek Alternatifnya di Sini!
Aksi yang diorganisir Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia dan Serikat Pekerja Online Indonesia (SePOI) ini menuntut keadilan tarif dan transparansi dari aplikator seperti Gojek, Grab, dan Maxim.
Pengemudi memprotes potongan aplikasi yang mencapai 20-50%, melanggar Kepmenhub KP No. 1001 Tahun 2022 yang menetapkan maksimal 20%.
Mereka menuntut potongan diturunkan menjadi 10%, penghapusan skema diskriminatif seperti GrabBike Hemat dan Gojek Aceng, serta transparansi tarif logistik dan makanan. Selain itu, mereka mendesak pengesahan payung hukum perlindungan ojol dalam RUU Ketenagakerjaan dan sanksi tegas bagi aplikator pelaku pelanggaran.
Baca Juga
OJK Gencar Edukasi! Dua Program Literasi Keuangan Sekaligus Digelar di Sumsel
Ketua Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebut aksi ini sebagai puncak kekecewaan atas sikap abai pemerintah dan aplikator sejak 2022. Pengemudi seperti Sri Damiyah mengeluh penghasilan mereka turun drastis. Dari Rp3 juta per minggu (2015-2017) menjadi sulit mencapai Rp100 ribu per hari.
Meski damai, aksi ini dikawal 2.254 personel keamanan untuk mencegah gangguan. SePOI menegaskan tidak ada sweeping paksa, hanya imbauan solidaritas. Masyarakat diminta menghindari rute aksi untuk mengurangi kemacetan.